Al-Quran, Pedoman Sepanjang Zaman
Alkisah
pada masa awal berdirinya Muhammadiyah Kyai H Ahmad Dahlan pernah
“diprotes’’oleh santrinya. Pada saat itu KH A Dahlan mengajarkan Surat
Al-Ma’un secara berulang-ulang, padahal para santri sudah sangat hafal
ayat tersebut. Dengan santun beliau mengatakan bahwa ayat tersebut masih
terus diajarkan karena para santri belum mengamalkan isi kandungan ayat
yang telah dihafalkan tersebut.
Setelah
itu para santri tergerak untuk mendirikan panti asuhan, balai
pengobatan, sekolah dan amal usaha yang lain, sebagai bentuk pengamalan
ayat Al-Qur’an. Sudah kita fahami bersama bahwa Al-Qur’an merupakan
kitab suci yang berisi panduan yang akan membimbing keselamatan hidup
baik di dunia maupun di akhirat kelak. Dijelaskan bahwa Al-Qur’an
merupakan petunjuk (hudan) bagi manusia, pembeda (furqan) antara yang haq dan yang batil dan juga penjelas (bayan) tentang petunjuk.
شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنْزِلَ فِيهِ الْقُرْآَنُ هُدًى لِلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِنَ الْهُدَى وَالْفُرْقَانِ
“Bulan
Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al Quran
sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai
petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang bathil).” (QS. Al-Baqarah: 185)
Sebagai
sebuah petunjuk maka Al-Qur’an haruslah difahami oleh manusia.dan
kemudian diamalkan dalam kehidupan sehari-hari. Sebuah petunjuk akan
memberikan arahan bagi kita akan jalan yang benar dan menuju hasil akhir
yang baik. Karena itulah agar benar-benar memberikan arti bagi kita,
Al-Qur’an haruslah dibaca, difahami dan diamalkan.
Al-Qur’an
merupakan sumber utama ajaran Islam, di mana di dalamnya terkandung
hidayah bagi setiap muslim dalam menjalani kehidupan agar selamat dan
memperoleh kebahagiaan di dunia dan akhirat.
Sebagai
kitab suci, isi kandungan Al-Qur’an sangat lengkap. Mengandung beberapa
macam pedoman bagi manusia dalam beribadah kepada Allah. Isi kandungan
Al-Qur’an yaitu:
pertama,
Kitab pedoman yang mengeluarkan manusia dari kegelapan menuju cahaya
Ilahi. Ajaran Al-Qur’an membimbing manusia agar keluar dari kegelapan
yang berupa kekafiran, kesesatan dan kebodohan menuju cahaya Ilahi yang
berupa keimanan, keislaman dan ilmu pengetahuan.
Allah SWT berfirman: “(Ini
adalah) kitab yang kami turunkan kepadamu supaya kamu mengeluarkan
manusia dari gelap gulita kepada cahaya terang benderang dengan izin
Tuhan mereka, (yaitu) menuju jalan Tuhan Yang Maha Perkasa lagi Maha
Terpuji.” (QS. Ibrahim: 1).
Kedua,
Panduan yang membimbing kehidupan seorang muslim agar menjalankan
agamanya secara benar. Beribdah kepada Allah dengan lurus, baik dan
adil. Ini dicapai dengan mengikuti ajaran Islam sesuai dengan pengajaran
Rasulullah SAW dan para sahabatnya dan para ulama yang shaleh: “Sesungguhnya
Al-Qur’an ini memberikan petunjuk kepada jalan yang lebih lurus dan
memberi kabar gembira kepada orang-orang mukmin yang mengerjakan amal
shaleh bahwa bagi mereka ada pahala yang besar.” (QS. Al-Israa’: 9).
Ketiga,
memberi kabar gembira kepada orang-orang beriman dan peringatan kepada
orang-orang ingkar (kafir). Al-Qur’an menjelaskan bahwa orang-orang yang
beriman melalui amal shaleh yang mereka lakukan, akan mendapat pahala
berlipat dan akan dibalas dengan kebaikan di dunia dan surga di akhirat.
Sebaliknya, orang-orang ingkar akan mendapat balasan buruk diakhirat.
Allah SWT berfirman: “Sesungguhnya Al-Qur’an ini memberikan petunjuk
kepada jalan yang lebih lurus dan memberi kabar gembira kepada
orang-orang mukmin yang mengerjakan amal shaleh bahw bagi mereka ada
pahala yang besar, dan sesungguhnya orang-orang yang tidak beriman
kepada kehidupan akhirat, Kami sediakan bagi mereka adzab yang pedih.” (QS. Al-Israa’: 9-10).
Keempat,
Al-Qur’an menyembuhkan hati manusia dan menebarkan rahmat bagi
orang-orang yang beriman. Ia menyembuhkan segala macam penyakit hati,
termasuk akhlak tercela. Penyakit hati bersumber dari pemahaman akidah
yang salah tentang Allah, malaikat, rasul-rasul, hari akhirat, qadha dan
qadar. Kesalahan keyakinan ini membuat hati gelisah, sakit dan bingung.
Allah SWT berfirman: “Dan kami turunkan dari Al-Qur’an suatu yang
menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan Al-Qur’an
itu tidaklah menmbah kepada orang-orang yang zalim selain kerugian.” (QS. Al-Israa’: 82).
Kelima, berisi nasihat dan ibrah (pelajaran).
Al-Qur’an banyak berisi kisah-kisah penuh hikmah tentang orang-orang
terdahulu. Kisah-kisah itu tentu bukan hanya sekedar pemanis dan hiasan
Al-Qur’an, lebih dari itu, ia adalah pelajaran (ibrah) yang harus diambil oleh umat Islam.
Firman Allah SWT: “Sesungguhnya
pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi orang-orang yang
mempunyai akal. Al-Qur’an itu bukanlah cerita yang dibuat-buat, akan
tetapi membenarkan kitab-kitab yang sebelumnya dan menjelaskan segala
sesuatu dan menjadi petunjuk dan rahmat bagi kaum yang beriman.” (QS. Yusuf: 111).
Eksistensi
manusia sering dianalogikan dengan sebuah ‘mobil’. Setiap mobil yang
dibuat oleh pabriknya pasti memiliki spesifikasi tertentu. Misalnya,
bahan bakarnya harus premium. Olinya mesti dengan tingkat keenceran
tertentu. Cara menjalankannya harus mengombinasikan antara kopling, gas,
rem dan persneling. Dan lain sebagainya.
Nah,
jika mobil tersebut dikemudikan tanpa memperhatikan ‘ketentuan’ yang
diwajibkan oleh pabriknya, tentu mobil akan rusak sebelum waktunya.
Misalnya, jika bahan bakarnya diganti dengan solar atau minyak tanah.
Pasti mobil tersebut segera rusak. Begitu pula jika dijalankan dengan
tanpa memperhatikan kombinasi kompling, gas, rem dan persneling yang
sesuai umur mobil tidak akan seawet mobil lainnya yang dijalankan dengan
benar.
Pertanyaannya
adalah: untuk siapakah segala ’kewajiban’ yang diharuskan oleh pabrik
mobil itu? Apakah untuk kepentingan pabrik, ataukah untuk kepentingan
mobil dan pemiliknya? Tanpa perlu berpikir panjang kita dapat
menjawabnya dengan mudah, bahwa semua kewajiban itu adalah untuk
kepentingan mobil dan pemiliknya. Bagi pabrik, sama sekali tidak ada
kerugian apa pun kalau Anda tidak menjalankan segala kewajiban itu.
Bahkan, meskipun si pemilik mobil melanggar semua ketentuan itu dengan
alasan yang ’baik dan benar’. Tetap, saja ia akan memperoleh efek yang
merugikan ketika tidak menjalankan kewajiban. Misalnya, demi alasan
’penghematan’ maka BBM mobil diisi saja minyak tanah yang harganya lebih
murah dibandingkan pertamax. Meskipun keduanya sama-sama bahan bakar
minyak.
Sungguh benar, petuah Rasulullah SAW bahwa hasil yang akan kita peroleh nanti sesuai dengan sikap kita terhadap Al-Qur’an.
عَنْ
عَبْدِ اللَّهِ بن مَسْعُودٍ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى
اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: الْقُرْآنُ شَافِعٌ مُشَفَّعٌ، وَمَاحَلَّ
مُصَدَّقٌ، مَنْ جَعَلَهُ أَمَامَهُ قادَهُ إِلَى الْجَنَّةِ، وَمَنْ
جَعَلَهُ خَلْفَهُ سَاقَهُ إِلَى النَّارِ
Dari
Abdullah bin Masud berkata, bahwa Rasululullah SAW bersabda, “Al-Qur’an
itu syafa’at yang dapat memberi syafa’at dan argumen yang benar. Barang
siapa yang mengikuti Al-Qur’an, akan membimbingnya ke surga. Dan barang
siapa yang mengabaikannya, ia akan membawanya ke neraka.” (HR. Thabrani)